Rabu, 28 Desember 2011
Solusi Atasi Banjir di Sidoarjo
Kamis, 22 Desember 2011
REM TROMOL (DRUM BRAKE) - Sepeda Motor
Rem tromol merupakan sistem rem yang telah menjadi metode pengereman standar yang digunakan sepeda motor kapasitas kecil pada beberapa tahun belakangan ini. Alasannya adalah karena rem tromol sederhana dan murah. Konstruksi rem tromol umumnya terdiri dari komponen-komponen seperti: sepatu rem (brake shoe), tromol (drum), pegas pengembali (return springs), tuas penggerak (lever), dudukan rem tromol (backplate), dan cam/nok penggerak. Cara pengoperasian rem tromol pada umumnya secara mekanik yang terdiri dari; pedal rem (brake pedal) dan batang (rod) penggerak.
Pada saat kabel atau batang penghubung (tidak ditarik), sepatu rem dan tromol tidak saling kontak. Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran roda.Tetapi saat kabel rem atau batang penghubung ditarik, lengan rem atau tuas rem memutar cam/nok pada sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi mengembang dan kanvas rem (pirodo)nya bergesekan dengan tromol. Akibatnya putaran tromol dapat ditahan atau dihentikan, dan ini juga berarti menahan atau menghentikan putaran roda.
Selengkapnya tentang REM TROMOL (DRUM BRAKE) - Sepeda Motor klik disini
.
Blus Rempel Sera (Model Batik modern)
Blus batik muslim yang sering dipesan ini memang tetap menjadi trend tidak kalah dengan model-model terbaru yang terus hadir di Mode OkRek ini. Dapatkan dengan harga murah untuk grosir, model batik modern ini untuk keluarga Anda. Tetap cocok untuk sarimbit dan seragam keluarga. Stylish juga untuk seragam kantor di tempat kerja Anda. Ajak rekan-rekan Anda untuk mendiskusikan model batik ini.
Senin, 19 Desember 2011
Produk Batik Indonesia
Produk Batik Indonesia |
- Pencapan Rol (Roller Printing) -Bahan Tekstil
- Desain Baju
- Cara Mudah Mengukur Badan untuk Membuat Baju (menjahit pakaian / busana)
Pencapan Rol (Roller Printing) -Bahan Tekstil Posted: 19 Dec 2011 06:01 PM PST Mesin pencapan rol diciptakan pada tahun 1785 oleh Thomas Bell. Penciptaan mesin ini sangat penting dalam perkembangan industri tekstil khususnya industri tekstil bidang pencapan. Pencapan rol adalah pencapan kontinyu, mesin pencapan ini menggunakan rol cetak beralur yang dipahat/diukur/digrafir pada permukaannya sesuai dengan pola. Rol cetak membawa pasta cap yang disuplaikan oleh rol penyuap dan selanjutnya pasta cap dipindahkan pada kain yang dicap, metoda pencapan rol dapat dilihat pada gambar di sebelah. (A) Silinder utama, silinder ini dilapisi oleh kain tebal yang disebut lapping (B) lapping ini bentuknya bantalan dan akan menahan kain ketika kain dicap/diwarnai. Silinder utama berputar selama pencapan berlangsung dankain dicap melalui bagian ini.(H) adalah bak berisi pasta zat warna penyuplai rol cetak. (F) rol cetak (G) rol penyuap (Furnishing roller), rol ini bisa dibuat dari rol kayu yang dilapisi kain atau rol sikat, bagian bawah rol penyuap dicelupkan pada pasta cap dan pada saat berputar akan membawa pasta cap yang akan menyuplai rol cetak. Rol penyuap bersinggungan dengan rol beralur dan pada saat yang bersamaan pasta cap mewarnai seluruh permukaan rol cetak, pasta cap pada permukaan rol cetak selanjutnya dihilangkan dengan pisau baja yang disebut dengan colour doctor (J) bagian yang beralur harus terisi pasta sedangkan bagian rol yang rata harus bersih dari pasta cap. Kain yang akan dicap diletakkan dibelakang mesin biasanya dalam bentuk rol ataupun lipatan, kain berjalan secara terus menerus melewati diantara rol pencapan dan blanket (c), blanket terbuat dari wol asli, tetapi sekarang blanket terbuat dari campuran poliester kapas yang anti air. Blanket pada dasarnya digunakan untuk menahan tekanan rol pencapan, blanket tidak berujung dan terus menerus berputar untuk menghilangkan dan mengeringkan tempat pencapan Kain pengantar/Back grey (D) diletakkan di antara kain yang dicap dengan blanket, kain pengantar berfungsi untuk menyerap kelebihan pasta cap dan menghindari terjadinya migrasi zat warna keluar motif. Kain pengantar juga membantu meningkatkan kestabilan kain yang dicap selama proses pencapan berlangsung terutama kain tipis dan kain sintetis.Jika kain pengantar/back grey akan dicuci sebelum digunakan kembali harus dilepaskan dari mesin dan dikeringkan, untuk pencapan kain secara kontinyu mesin dilengkapi ruang pengering pada bagian atas mesin, kain setelah dicap melewati unit silinder pengering atau ruang udara panas. Setelah rol cetak mentrasfer pasta zat warna pada kain, kemudian rol tersebut dibersihkan oleh pisau pembersih dari kuningan yang disebut Doctor lint (K) tujuannya adalah untuk menghilangkan kotoran baik berupa potongan benang atau serat yang menempel pada permukaan rol agar benang maupun serat tidak bercampur dengan pasta zat warna, bila hal ini terjadi dimana benang atau serat bercampur dengan pasta cap menyebabkan terjadinya goresan-goresan warna pada kain yang tidak diinginkan,juga untuk mencegah penodaan warna oleh serat atau benang yang menempel pada permukaan rol cetak. Pada mesin pencapan rol multi warna, rol cetak letaknya mengelilingi rol utama kedudukannya diatur sedemikian rupa sehingga pasta cap yang dicapkan pada kain tepat pada pola yang seharusnya dicapkan dan menghasilkan kombinasinya warna yang sempurna. Susunan skema mesin multi warna yang lengkap dengan blanket tak berujung, pencuci blanket dan pengering kain ditunjukan pada gambar berikut. Disalin dari Buku Sekolah Activate your Email Subscription to: Produk Batik Indonesia
Hello there,
You recently requested an email subscription to Produk Batik Indonesia. We http://feedburner.google.com/fb/a/mailconfirm?k=v-LpOsK_oX0uMzDp842HEw11biA (If the link above does not appear clickable or does not open a browser As soon as your subscription is active, FeedBurner will send a daily email If you did not request this subscription, or no longer wish to activate it, Cheers, Produk Batik Indonesia
[Produk Batik Indonesia] Latihan dalam mengenal Pencelupan dan Pencapan pada bahan tekstil dan pencapanLatihan dalam teori Pencelupan: 1. Mengidentifikasi serat tekstil 2. Mengidentifikasi benang tekstil 3. Mengidentifikasi zat warna direk, asam, dan basa pada bahan selulosa 4. Mengidentifikasi zat warna bejana, belerang, bejana belerang dan oksidasi pada bahan selulosa 5. Mengidentifikasi zat warna direk iring logam, direk iring formaldehid, naftol, azo yang tidak larut, zat warna yang diazotasi pada bahan selulosa 6. Mengidentifikasikan zat warna pigmen dan reaktif pada bahan selulosa 7. Mengidentifikasikan zat warna direk, asam, basa, komplek logam dan zat warna chrom pada bahan poliamida 8. Mengidentifikasikan zat warna bejana, dispersi, komplek logam, dispersi reaktif dan naftol pada bahan poliamida 9. Mengidentifikasikan zatwarna dispersi, kation, bejana, pigmen dan zat warna yang dibangkitkan 10. Mengidentifikasikan zat warna direk, asam, basa, bejana, naftol, reaktif, komplek logam, komplek lagam terdispersi dan mordam chrom 11. Mengidentifikasikan zat warna bubuk 12. Mengidentifikasikan zat pembantu tekstil "Zat Aktif Permukaan " Praktek Pencelupan pada bahan tekstil dan pencapan: 1. Melakukan penghilangan kanji pada kai metoda Pad Batch menggunakan mesin Pad Rol 2. Melakukan pembakaran bulu pada kain menggunakan mesin bakar bulu konvensional 3. Melakukan pembakaran bulu pada kain metode simultan dengan penghilangan kanji menggunakan mesin bakar bulu 4. Melakukan pembakaran bulu pada kain menggunakan mesin bakar bulu konvensional 5. Melakukan pembakaran bulupada kain metode simultan dengan penghilangan kanji menggunakan mesin bakar bulu 6. Melakukan pemasakan benang atau kain menggunakan kier ketel 7. Melakukan pengelantangan kain metoda Pad Batch 8. Melakukan proses pengelantangan metoda kontinyu 9. Melakukan pemantapan panas (Heat Set) pada kain menggunakan mesin stenter 10. Melakukan pemerseran pada kain menggunakan mesin Chain Merserizing 11. Melakukan pemerseran padakain menggunakan mesin chainless merserizing 12. Melakukan proses Weigth Reduce metode diskontinyu (Batch) menggunakan mesin alkali tank 13. Melakukan proses Weigth reduce kain metode kontinyu menggunakan mesin J – Box / L - box 14. Melakukan pencelupan benang secara manual menggunakan bak celup 15. Melakukan pencelupan benang hank menggunakan mesin Celup Hank 16. Melakukan pencelupan benang dengan zat warna indigo metoda kontinyu menggunakan mesin Rope Dyeing 17. Melakukan pencelupan benang dengan zat warna indigo metoda kontinyu menggunakan mesin Loptex 18. Melakukan pencelupan kain metoda HT/HP menggunakan mesin Beam 19. Melakukan pencelupan kain metoda HT/HP menggunakan mesin Celup Jet 20. Melakukan pencelupan kain metoda HT/HP menggunakan mesin Package 21. Melakukan pencelupan benang metoda HT/HP menggunakan mesin Cone Dyeing. 22. Melakukan pencelupan kain menggunakan mesin Jigger 23. Melakukan pencelupan kain menggunakan mesin Winch 24. Mencuci kain menggunakan mesin washing range 25. Melakukan impregnasi kain menggunakan mesin Pad Dryer 26. Melakukan fiksasi pencelupan kain metoda alkali shock menggunakan mesin Alkali Shock 27. Melakukan fiksasi pencelupan kain metoda steaming menggunakan mesin Pad Steamer 28. Melakukan fiksasi pencelupan kain metoda batching menggunakan mesin Pad Roll 29. Melakukan fiksasi pencelupan kain metoda baking menggunakan mesin Pad Bake 30. Melakukan fiksasi metoda thermofiksasi menggunakan mesin thermofiksasi (Baking atau Thermosol atau Curing) 31. Melakukan fiksasi dengan metoda steaming menggunakan mesin steamer alkali shock Praktek dari teori Pencapan bahan tekstil: 1. Melakukan penimbangan zat warna dan zat pembantu 2. Pembuatan mask film menggunakan mesin afdruk 3. Melakukan penyiapan rotary screen Menyiapkan operasi proses penyiapan rotary screen 4. Melakukan pembuatan flat screen secara manual 5. Melakukan pembuatan flat screen menggunakan mesin stretching 6. Melakukan Coating pada flat screen secara manual 7. Melakukan coating pada rotary screen menggunakan mesin coating 8. Melakukan pemindahan gambar pada flat screen secara manual 9. Melakukan pemindahan gambar pada flat screen menggunakan alat exsposure 10. Melakukan pemindahan gambar pada rotary screen 11. Melakukan pemindahan gambar pada rotary screen Cam Wax Jet 12. Melakukan retusir dan hardening 13. Melakukan pembuatan pengental 14. Melakukan pembuatan pasta cap 15. Melakukan pencapan sablon 16. Melakukan fiksasi hasil printing metoda air hanging 17. Melakukan fiksasi hasil printing metoda steaming menggunakan mesin flash ageing 18. Melakukan fiksasi hasil printing metoda thermofiksasi menggunakan mesin Thermofiksasi (baking, thermosol, curing) 19. Melakukan fiksasi hasil printing metoda pad batch menggunakan mesin pad rol 20. Melakukan fiksasi hasil printing metoda steaming 21. Melakukan fiksasi hasil printing metoda HT steaming 22. Melakukan fiksasi hasil printing metoda pressure steaming 23. Melakukan fiksasi hasil printing metode wet development 24. Mencuci kain menggunakan mesin washing range -- Posting oleh Blogger ke Produk Batik Indonesia pada 12/19/2011 12:06:00 AM Kamis, 15 Desember 2011REM TROMOL (DRUM BRAKE) - Sepeda MotorRem tromol merupakan sistem rem yang telah menjadi metode pengereman standar yang digunakan sepeda motor kapasitas kecil pada beberapa tahun belakangan ini. Alasannya adalah karena rem tromol sederhana dan murah. Konstruksi rem tromol umumnya terdiri dari komponen-komponen seperti: sepatu rem (brake shoe), tromol (drum), pegas pengembali (return springs), tuas penggerak (lever), dudukan rem tromol (backplate), dan cam/nok penggerak. Cara pengoperasian rem tromol pada umumnya secara mekanik yang terdiri dari; pedal rem (brake pedal) dan batang (rod) penggerak. Pada saat kabel atau batang penghubung (tidak ditarik), sepatu rem dan tromol tidak saling kontak. Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran roda.Tetapi saat kabel rem atau batang penghubung ditarik, lengan rem atau tuas rem memutar cam/nok pada sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi mengembang dan kanvas rem (pirodo)nya bergesekan dengan tromol. Akibatnya putaran tromol dapat ditahan atau dihentikan, dan ini juga berarti menahan atau menghentikan putaran roda. Rem tromol terbuat dari besi tuang dan digabung dengan hub saat rem digunakan sehingga panas gesekan akan timbul dan gaya gesek dari brake lining dikurangi. Drum brake mempunyai sepatu rem (dengan lining) yang berputar berlawanan dengan putaran drum (wheel hub) untuk mengerem roda dengan gesekan. Pada sistem ini terjadi gesekangesekan sepatu rem dengan tromol yang akan memberikan hasil energi panas sehingga bisa menghentikan putaran tromol tersebut. Rem jenis tromol disebut “internal expansion lining brake”. Permukaan luar dari hub tersedia dengan sirip-sirip pendingin yang terbuat dari aluminium–alloy (paduan aluminium) yang mempunyai daya penyalur panas yang sangat baik. Bagian dalam tromol akan tetap terjaga bebas dari air dan debu kerena tromol mempunyai alur untuk menahan air dan debu yang masuk dengan cara mengalirkannya lewat alur dan keluar dari lubang aliran. Berdasarkan cara pengoperasian sepatu rem, sistem rem tipe tromol pada sepeda motordiklasifikaskan menjadi dua, yaitu: 1. Tipe Single Leading ShoeRem tromol tipe single leading shoe merupakan rem paling sederhana yang hanya mempunyai sebuah cam/nok penggerak untuk menggerakkan dua buah sepatu rem. Pada ujung sepatu rem lainnya dipasang pivot pin (pasak) sebagai titik tumpuan sepatu rem. 2. Tipe Two Leading Shoe Rem tromol tipe two leading shoe dapat menghasilkan gaya pengereman kira-kira satu setengah kali single leading shoe. Terutama digunakan sebagai rem depan, tetapi baru-baru ini digantikan oleh disk brake (rem cakram). Rem tipe ini mempunyai dua cam/nok dan ditempatkan di masing-masing ujung dari leading shoe dan trailing shoe. Cam tersebut bergerak secara bersamaan ketika rem digunakan melalui batang penghubung yang bisa distel. Setiap sepatu rem mempunyai titik tumpuan tersendiri pivot) untuk menggerakkan cam.
Minggu, 11 Desember 2011SISTEM REM DAN RODA (BRAKE SYSTEM AND WHEEL)Sistem rem dalam suatu kendaraan sepeda motor termasuk sistem yang sangat penting karena berkaitan dengan faktor keselamatan berkendara. Sistem rem berfungsi untuk memperlambat dan atau menghentikan sepeda motor dengan cara mengubah tenaga kinetik/gerak dari kendaraan tersebut menjadi tenaga panas. Perubahan tenaga tersebut diperoleh dari gesekan antara komponen bergerak yang dipasangkan pada roda sepeda motor dengan suatu bahan yang dirancang khusus tahan terhadap gesekan. Gesekan (friction) merupakan faktor utama dalam pengereman. Oleh karena itu komponen yang dibuat untuk sistem rem harus mempunyai sifat bahan yang tidak hanya menghasilkan jumlah gesekan yang besar, tetapi juga harus tahan terhadap gesekan dan tidak menghasilkan panas yang dapat menyebabkan bahan tersebut meleleh atau berubah bentuk. Bahan-bahan yang tahan terhadap gesekan tersebut biasanya merupakan gabungan dari beberapa bahan yang disatukan dengan melakukan perlakuan tertentu. Sejumlah bahan tersebut antara lain; tembaga, kuningan, timah, grafit, karbon, kevlar, resin/damar, fiber dan bahan-bahan aditif/tambahan lainnya. 1) Rem tromol (drum brake) dan 2) rem cakram/piringan (disc brake). Cara pengoperasian sistem rem-nya juga terbagi dua, yaitu;......... Selengkapnya tentang SISTEM REM DAN RODA (BRAKE SYSTEM AND WHEEL) klik disini . Sabtu, 10 Desember 2011Pemakaian Kata-Kata yang Berhomonim dalam Kalimat
Perhatikan contoh berikut!
Meskipun telah dua kali disaring, air dari kali ini masih tetap keruh. Jika kalian perhatikan, pada kalimat tersebut digunakan dua kata yang sama persis dalam tulisan maupun ucapan tetapi dengan makna yang berbeda. Kata kali pada bagian awal memiliki arti tingkat keseringan atau frekuensi, sedangkan kata kali yang kedua adalah padanan dari kata sungai. Sebuah kata digunakan pada dua tempat dengan bentuk dan ucapan yang sama tetapi memiliki arti yang berbeda disebut homonim. Contoh : Bisa Ki Dumung bisa mengeluarkan bisa ular dari tubuh korban secara cepat. 1. genting 2. buku 3. kunci 4. roman 5. teras Disalin dari: http://www.bukupr.com/2011/12/pemakaian-kata-kata-yang-berhomonim.html Minggu, 04 Desember 2011Tipe-tipe kopling (Sepeda Motor)
Selain dibedakan menurut cara kerjanya, tipe kopling juga bisa dibedakan sebagai berikut:
1) Berdasarkan Konstruksi Kopling: a) Kopling tipe piringan Kopling tipe piringan (disc) terdiri dari berbagai plat gesek (friction plate) sebagai plat penggerak untuk menggerakkan kopling. Plat gesek dan plat yang digerakkan (plain plate) pada tipe kopling manual digerakkan oleh per/pegas, baik jenis pegas keong (coil spring) maupun pegas diapragma (diapraghm spring). Selain kopling piringan yang digerakkan secara manual di atas, kopling piringan juga bisa digerakkan secara otomatis berdasarkan gerakan sentripugal. b) Kopling sepatu sentrifugal Kopling sepatu sentripugal (the shoe-type centrifugal clucth) terdiri dari susunan sepatu atau kanvas kopling yang akan bergerak ke arah luar karena gerakan sentripugal saat kopling berputar. Kopling tipe ini akan meneruskan putaran dari mesin ke transmisi setelah gerakan sepatunya ke arah luar berhubungan dengan rumah kopling (drum) sampai rumah kopling tersebut ikut berputar. c) Kopling " V “ Belt Kopling "V“ belt merupakan kopling yang terdiri dari sabuk (belt) yang berbentuk "V“ dan puli (pulley). Kopling akan bekerja meneruskan putaran karena adanya gerakan tenaga sentripugal yang menjepit sabuk ”V“ tersebut. 2) Berdasarkan Kondisi Kerja kopling a) Wet clutch (kopling basah) Kopling basah merupakan salah satu tipe yang ditinjau berdasarkan kondisi kerja kopling, yaitu merendam bagian dalam kopling yang terdapat dalam crank case (bak poros engkol) dengan minyak pelumas/oli. Pelumas berfungsi sebagai pendingin untuk mencegah kopling terbakar. Fungsi lainnya adalah untuk melumasi bushing (bos) dan bearing (bantalan) yang terdapat pada rumah kopling dan melumasi kanvas dan gigi yang terdapat pada plat kopling. Bahan-bahan yang bergesekan pada kopling basah dirancang khusus agar dapat bekerja dalam rendaman oli dan bisa membuat kerja kopling sangat lembut. Oleh karena itu, kopling basah banyak digunakan pada sepeda motor. b) Dry clutch (kopling kering) Kopling kering digunakan untuk mengatasi kelemahan kopling basah. Gesekan yang dihasilkan pada kopling basah tidak sebanyak kopling kering, sehingga memerlukan jumlah plat kopling yang lebih banyak. Disebut kopling kering karena penempatan kopling berada di luar ruang oli dan selalu terbuka dengan udara luar untuk menyalurkan panas yang dihasilkan saat kopling bekerja. Namun demikian, penggunaan kopling kering umumnya terbatas untuk sepeda motor balap saja. Alasan utamanya adalah pada sepeda motor balap dibutuhkan respon kopling yang baik dan cepat walau kerja kopling yang dihasilkan tidak selembut kopling basah. Selain itu, dengan kopling kering, tentunya akan mengurangi berat sepeda motor. 3) Berdasarkan tipe plat kopling (plate clutch ).......... Selengkapnya tentang Tipe-tipe kopling (Sepeda Motor) klik disini
Langganan:
Postingan (Atom)
|